Wajib Nonton,,,Goyangan Thailand Bikin Ketagihan



wynbet88 - Thailand terkenal dengan negara bebas. Saking bebasnya, pemerintah negeri Gajah Putih itu melegalkan bisnis prostitusi. Tak terkecuali bisnis pertunjukan tarian telanjang atau striptis.

Mendengar kalimat tarian telanjang, pikiran kita langsung tertuju pada Pattaya. Maklum, dari dulu Pattaya terkenal dengan hiburan malam yang menggiurkan. Tapi, ternyata pikiran itu keliru.

Di Kota Bangkok, ada hiburan malam lain yang tak kalah hot-nya dengan Pattaya. Tempat hiburan itu terdapat di kompleks ruko (rumah toko) di kawasan Patpong. Sekilas salah satu ruko yang dipakai tempat show tarian telanjang itu hanya seperti ruko biasa. Maklum, ruko ini tidak bernama. Tidak ada plangnya, seperti ruko pada umumnya.

Namun, ruko yang satu ini agak beda. Jika siang hari tutup, pada malam hari ramai dikunjungi orang. Anehnya, di depan ruko nyaris tak dijumpai mobil-mobil pengunjung. Justru yang nampak adalah taksi dan Tuk-tuk, jenis angkutan tradisional Thailand.

Rupanya, pengunjung yang datang ke ruko show tarian telanjang itu dari wisatawan manca negara. Bule-bule itu ada yang laki-laki dan perempuan dewasa. Mereka datang dengan naik taksi atau Tuk-tuk (angkutan umum sejenis bemo).

“Good night, good night…,” ucap beberapa petugas berbadan kekar menyapa pengunjung. “No picture please, no picture please..,” lanjutnya mewanti-wanti setiap wisatawan sambil menagih tiket masuk. Maksudnya dilarang mengambil gambar.

Tiket masuk show tarian telanjang ini terbilang mahal untuk wisatawan dari Indonesia. Setiap orang harus merogoh kocek 800 Baht atau setara Rp 350 ribu untuk bisa masuk ke dalam ruangan show.

Bandingkan dengan tarian telanjang di CS, salah satu tempat hiburan malam di jl Mangga Besar, Jakarta. Tarifnya murah sekali. Cukup merogoh kocek Rp 50 ribu, pengunjung bisa melihat perrempuan cantik-cantik telanjang berlenggak-lenggok di atas panggung.

Namun tarif di Patpong tersebut, bisa dikatakan murah, karena pertunjukan tarian telanjang dilakukan berulang-ulang. Dalam satu sesi, ada sedikitnya 10 adegan. Jika seluruh adegan berakhir, diulangi lagi dengan adegan yang sama pada sesi kedua dan seterusnya.

Tempat penari telanjang di ruko kawasan Patpong ini hanya satu. Panggung pertunjukannya berbentuk lingkaran berdiameter sekitar 2 meter. Di sekeliling panggung berdiri 4 buah tiang. Tiang-tiang ini jadi pegangan perempuan-perempuan lokal Thailand beratraksi telanjang.

Atraksi tarian yang ditunjukan tujuh penari striptis jauh dari erotis. Seni tariannya tidak terlihat sama sekali. Sebab, para penari yang bergantian naik ke panggung ini lebih menonjolkan eksplorasi atraksi dari kemaluannya.

Salah satu pertunjukan yang dilakukan penari itu, memasukkan bola ping-pong ke kemaluannya (maaf). Lalu bola ping-pong itu dipantulkan ke lantai. Dibawah panggung sudah ada perempuan lain yang menangkap bola ping-pong nya.

Adegan lainnya, yakni membawa spidol dan secarik kertas yang diperagakan penari lain. Kertas diletakkan di atas panggung, spidolnya dimasukkan ke kemaluan. Sambil bergoyang-goyang di atas secarik kertas, penari striptis itu menulis sebuah tulisan “Welcome to Thailand, We Love You..”

Para penonton bertepuk tangan. Pertunjukan lain lebih ekstrim lagi. Seperti membawa kue tart dengan banyak lilin menyala, lalu ditiup dengan kemaluannya. Sekali tiup lilin-lilin di atas kue tart mati semuanya.

Tidak masuk akal memang. Tapi, itulah faktanya. Sama tidak masuk akalnya ketika seorang penari membawa senapan tulup yang dimasukkan ke kemaluannya. Balon-balon diatas bisa meledak, kena paku yang ditulup dari kemaluan penari telanjang. Yang menakjubkan, pakunya bisa menancap di atap panggung.

Atraksi itu lebih menyerupai pertunjukan sulap. Seperti ketika penari lain tiba-tiba mengeluarkan tali dari dalam kemaluannya. Talinya panjang sekali. Saking panjangnya, sampai-sampai tali dikaitkan berkali-kali ke empat tiang yang mengelilingi panggung Patpong itu, tak pernah putus dikeluarkan dari kemaluannya.

Pertanyannya, siapa para penari telanjang itu sebenarnya. Dari keterangan Cherry Wararat, pemandu wisata asal Kota Bangkok, para performance telanjang di panggung Patpong itu adalah perempuan-perempuan miskin asal daerah setempat. Disebut miskin karena perempuan-perempuan itu tidak berbusana.

“Tapi sebenarnya mereka berasal dari keluarga miskin. Ditambah tingkat pendidikannya yang mayoritas putus sekolah. Kalau orang berpendidikan, mana mau bekerja seperti itu,” tuturnya.

Sama halnya dengan eks lokalisasi Dolly dan Jarak di Surabaya dulu, menurut Cherry, Panggung Patpong yang berdiri di sebuah ruko ini ilegal. Legalnya de Facto. Tidak secara de Jure. “Makanya rukonya tidak diberi nama,” cetusnya.

Pemilik Panggung Patpong cukup jeli rupanya. Agar tidak diobrak aparat, mereka rutin membayar upeti ke instansi-instansi pemerintah terkait. “Orang asli Thailand dilarang masuk ke tempat ini. Pertunjukan ini hanya buat wisatawan saja,” imbuhnya.

Agar menarik wisatawan, pemilik Panggung Patpong bekerja sama dengan agen-agen travel untuk membelokkan para wisatawan mengunjungi tempat ini. Mereka juga bekerja sama dengan sopir-sopir tuk-tuk dan taksi. Sopir-sopir tuk-tuk dan taksi yang membawa turis ke sini mendapat imbalan lebih dari pengelola Panggung Patpong.


Yuk,,,Simak Videonya Hot Berikut Ini :


Komentar

Postingan Populer